Jam dunia

Kamis, 06 Agustus 2009

MUKJIZAT NABI IBRAHIM

Nabi Ibrahim adalah seorang yang cerdas dan ahli logika serta strategi yang ulung. Ia ingin berdialog denga Raja Namrud di hadapan orang banyak. Caranya? Ia hancurkan lebih dahulu berhala - berhala yang menjadi sesembahan Raja Namrud dan rakyatnya. Hal itu ia lakukan ketika sang Raja dan semua rakyat sedang berpesta hari raya dengan berburu di tengah hutan. Di saat rumah penyembahan berhala kosong maka Ibrahim masuk membawa kapak. Berhala - berhala kecil dan besar dihancurkannya. lalu kapak yang dibawanya itu diletakkan di leher berhala yang paling besar.
Raja Namrud dan pengikutnya kembali dari perburuan dengan wajah gembira. Mereka akan mengadakan pesta pora sambil menyembah berhala di ruang pemujaan. Namun betapa terkejut mereka saat melihat berhala - berhala itu telah bercerai berai.
Kurang ajar siapa yang berani menghancurkan berhala kita? Raja Namrud meluapkan amarahnya.
Tidak seorang pun menjawab. Namun ada seorang saksi yang melihat bahwa hanya Ibrahim saja yang tidak ikut berburu ke hutan dengan alasan sakit perut.
"Tangkap dia dan bawa kehadapanku!" perintah Raja Namrud.
Ibrahim kemudian ditangkap, dalilnya karena hanya ia seorang yang tidak ikut keluar kota untuk berburu hewan. Pastilah ia yang melakukannya.
Ia dibawa ke hadapan Raja Namrud, disaksikan rakyat banyak diintrogasi. Ibrahim tersenyum. memang inilah yang diharapkannya.
Bertanya Raja Namrud: "apakah kamu yang menghancurkan berhala itu?"
"bukan!" jawab Ibrahim.
"Ibrahim!" sergah Raja Namrud. "Cukup banyak bukti yang menunjukkan kaulah pelakunya. Tak usah mengungkiri".
"bukan aku pelakunay" jawab Ibrahim untuk memancing emori Raja Namrud. ia hanya mengajak dialog raja itu.
"Baiklah Raja Namrud" kata Ibrahim. "saya punya pikiran kamu juga punya pikiran. Kalau memang mencari siapa pelaku penghancur berhala - berhala itu maka tanyakanlah kepada berhala yang paling besar itu. Bukankah kapak itu menggantung di lehernya. Berarti berhala paling besar itulah pekaunya."
Raja Namrud berang mendengar ucapan itu: "Hai Ibrahim, kau sungguh bodoh? Dimana otakmu? masak patung seperti itu akan saya aja bicara mana mungkin dia bisa bicara? kau jangan mengada ada"!.
"Hai Raja Namrud.!" kata Ibrahin dengan lantangnya. "Siapa sebenarnya yang bodoh. Mengapa patung yang tak dapat bicara dan bergerak kau jadikan Tuhan yang harus disembah. Mengapa patung dan berhala yang tak dapat melindungi diri itu kalian puja - puja, bukankah ini kebodohan yang teramat sangat"?
Raja Namrud dan pengikutnya terdiam mendengar jawaban Ibrahim itu. Sebagian masyarakat yang akalnya sehat membenarkan ucapan Nabi Ibrahim, namun mana berani mereka angkat bicara. Sementara Raja Namrud dan pengikutnya tak dapat membantah. Hanya amarah yang timbul dihatinya. Dan langsung raja Namrud memerintahkan Ibrahim untuk ditangkap dan diikat.
"Apakah hukuman yang pantas dijatuhkan untuknya"? tanya Raja Namrud kepada para penasihatnya.
"Bakar! bakar saja dia sampai mati!" jawab para penasihat kerajaan.
Kayu - kayu segera dikumpulkan. Ibrahim diletakkan di atasnya dalam keadaan terikat kemudian dibakarlah ia hingga kayu yang tertumpuk itu habis.
Raja Namrud dan rakyatnya mengira Ibrahim akan hangus menjadi abu. Namun setelah api itu padam Ibrahim masih segar bugar. Itulah mu'jizat Nabi Ibrahim. Tam mempan dibakar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar